AKHLAK, Core Value Baru BUMN. It’s an Extra Ordinary

Fekum Ariesbowo
3 min readJan 21, 2021

Mereformulasi core value baru, AKHLAK (Amanah, Komitmen, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif). BUMN, termasuk WIKA siap memasuki babak baru modernitas dan berdaya saing yang lebih baik.

Awan tampak sedikit mendung di atas langit WIKA Tower, bilangan Cawang, Jakarta Timur pada Senin pagi (17/8/2020). Suasana yang biasanya ramai dan semarak di sana, hari itu tampak sepi, lengang, dan berbeda. Ya.. maklum saja, pandemi Covid-19 dengan segala multiplier effect-nya memang belum jua menurun di Ibukota. Tak heran jika kemudian, Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pun masih berlaku hingga saat ini.

Ada satu hal yang spesial pada hari istimewa itu. Untuk pertama kalinya, upacara pelaksanaan detik-detik proklamasi dilaksanakan secara virtual. Derap langkah pasukan pengibar bendera yang biasanya kita dengar langsung, seketika berubah menjadi penghormatan berbatas layar. Udara pagi yang biasanya langsung dihirup saat upacara, kini terbatas oleh masker. Semuanya demi kesehatan, demi memutus rantai penyebaran Covid-19

Walau diawasi dengan protokol kesehatan ketat, perayaan HUT RI ke-75 tahun 2020, tetap tidak kehilangan marwahnya. Buktinya, walau dilaksanakan secara virtual, Dewan Direksi tetap bisa khidmat mengikuti seluruh acara secara dengan balutan baju adat dari Kalimantan Tengah, DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan hingga Jawa Timur.

Selain merayakan HUT, pada hari yang sama, WIKA juga berkesempatan menggelar sosilalisasi AKHLAK sebagai core value BUMN yang baru bersamaan dengan peluncuran EVP (Employee Value Proposiition) sebagai magnet daya tarik Perseroan bagi pegawai dan/atau calon pegawainya.

“Istimewa, dalam satu hari kita semua bisa melaksanakan 3 agenda secara berturut-turut; upacara HUT RI, sosialisasi AKHLAK dan peluncuran EVP. Semoga ini menjadi pertanda baik bagi WIKA mengarungi babak baru modernitas yang berdaya saing,” ujar Direktur Human Capital dan Pengembangan, Mursyid.

AKHLAK, Bukan Akronim Biasa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akh-lak merupakan kata yang mengandung makna budi pekerti, tabiat, watak atau kelakuan. Seseorang dapat dikatakan berakhlak, jika timbul dengan sendirinya, didorong oleh motivasi dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat . Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa, maka hal itu bukanlah pencerminan dari akhlak.

Merujuk pada pembuka artikel, AKHLAK dalam konteks ini merujuk kepada core value Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yangmerupakan akronim dari Amanah, Komitmen, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan bahwa core value baru tersebut adalah nilai-nilai organisasi BUMN untuk maju.

“Hari ini, juga saya ingin menetapkan AKHLAK sebagai core value baru, bukan lips service, karena kalau kita bekerja ada core value ini yang membuat kita kuat,” ujar Menteri Erick di sela-sela acara peluncuran logo baru Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (1/7/2020)

Lebih lanjut, Erick menjelaskan, AKHLAK adalah identitas sekaligus perekat budaya kerja yang mendukung peningkatan kinerja secara bekerlanjutan. Tujuan utamanya adalah melakukan transformasi human capital dan meningkatkan daya saing BUMN menjadi pemain global dan menjadikan BUMN sebagai pabrik talenta.

Pegiat ekonomi kreatif, M. Muchlas Rowi sebagaimana dinukil dari portal berita rctiplus.com, Selasa (3/11/2020) berpandangan bahwa reformasi yang tengah didorong oleh Menteri Erick di BUMN saat ini sejalan dengan kebutuhan publik saat ini.

Ditilik dari sisi akronim A yang diasosiasikan sebagai nilai adaptif dalam AKHLAK, misalnya. BUMN jelas Muchlas harus mampu beradaptasi dengan perubahan serta harus siap melakukan kolaborasi. Proyek-proyek strategis harus dijalankan dan pembukaan lapangan kerja harus terjadi dalam kondisi pandemi seperti saat ini.

“Dengan AKHLAK, Indonesia diharapkan akan memiliki kekuatan untuk menjadi negara besar di kawasan Asia. Kita punya kekuatan itu, jika kerja keras dan menjadikan AKHLAK sebagai core value,” ujarnya menilai.

Dalam konteks yang lebih luas, AKHLAK pun sejatinya harus melahirkan empati dan sikap rendah hati. Lars Kolind dan Jacob Botter, pakar manajemen organisasi dalam bukunya bertajuk, Unbos menulis bahwa kini sudah bukan zamannya merasa hebat sendiri, membuat takut orang lain, merasa lebih unggul, atau bahkan merasa paling inovatif. Saat ini waktunya untuk bekerja sama, tua muda, berkolaborasi.

Adapun yang harus dibangun saat ini adalah kekeluargaan, saling rangkul, berdiri sejajar tanpa memikirkan jabatan, harta, keturunan, dan latar belakang lain. Itu harus ditanamkan kepada generasi tua maupun generasi muda kita. Tidak dapat ditawar lagi, jika AKHLAK amat penting agar korporasi pemerintah betul-betul menjadi center of excellence, pabrik talenta yang piawai membangun kebersamaan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Semoga …

Fekum Ariesbowo W.
Corporate Communication PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk.

--

--

Fekum Ariesbowo
Fekum Ariesbowo

Written by Fekum Ariesbowo

Green landscape enthusiasts, writer, public relation, train lovers, storyteller, a simple person

No responses yet